DIRGAHAYU TENTARA NASIONAL INDONESIA KE-70 "BERSAMA RAKYAT TNI KUAT | DIRGAHAYU TENTARA NASIONAL INDONESIA KE-70 "BERSAMA RAKYAT TNI KUAT | DIRGAHAYU TENTARA NASIONAL INDONESIA KE-70 "BERSAMA RAKYAT TNI KUAT | DIRGAHAYU TENTARA NASIONAL INDONESIA KE-70 "BERSAMA RAKYAT TNI KUAT | DIRGAHAYU TENTARA NASIONAL INDONESIA KE-70 "BERSAMA RAKYAT TNI KUAT | DIRGAHAYU TENTARA NASIONAL INDONESIA KE-70 "BERSAMA RAKYAT TNI KUAT

Minggu, 25 Oktober 2015

Kapal Induk Liaoning (Kuznetsov-class Aircraft Carrier), Ancaman Baru di Laut China Selatan


Misi Pertama: Liaoning dikawal 4 kapal perang berlayar menuju South China Sea
Republik Rakyat Tiongkok saat ini menjadi salah satu negara yang angkatan lautnya (PLA-Navy) memiliki kapal induk (aircraft carrier) berkat kehadiran sebuah kapal induk yang bernama Liaoning. Liaoning adalah kapal induk PLA-Navy yang sebelumnya merupakan kapal induk Uni Soviet yang bernama Admiral Kuznetsov namun batal diselesaikan karena berbagai masalah sampai akhirnya Uni Soviet pecah dan Admiral Kuznetsov jatuh ke tangan Ukraina. Liaoning memiliki bobot kosong 53.050 ton dan jika terisi penuh maka beratnya akan naik menjadi 67.500 ton.
Ilustrasi Pesawat Tempur Shenyang J-15 Take Off dari Liaoning

Liaoning diproyeksikan mampu mengangkut berbagai alat utama sistem senjata udara seperti pesawat tempur dan helikopter. Beberapa jenis pesawat tempur yang diproyeksikan ditempatkan di Liaoning antara lain Shenyang J-15, Changhe Z-18, Ka-31, dan Harbin Z-9. Kemungkinan Liaoning juga diisi dengan pesawat-pesawat tempur buatan Rusia seperti Sukhoi Su-27 Flanker versi kapal induk.

Peralatan, Perlengkapan, dan Persenjataan Liaoning

Sabtu, 11 Januari 2014

Kandidat Kapal Selam (KS) Tambahan Untuk TNI Angkatan Laut

KILO class (Federasi Rusia)

U-209 (Jerman)

CHANGBOGO class [chasis U-209] (Korea Selatan)

Info berdasarkan pernyataan Menteri Pertahanan Republik Indonesia pada 2013 lalu.

Senin, 28 Oktober 2013

Mengenal Main Battle Tank (MBT) Leopard Revolution

Ilustrasi Leopard Revolution
Leopard Revolution adalah kendaraan tempur jenis Main Battle Tank (MBT) atau Tank Tempur Utama dari keluarga MBT Leopard. Leopard Revolution atau Ri adalah salah satu varian terbaru yang merupakan pengembangan dari MBT produksi Rheinmetall Germany yang sebelumnya, yaitu Leopard 2A4. Menurut analis militer MBT  ini juga sering disebut sebagai Leopard 2A4 Evolution. Leopard 2A4 sendiri adalah salah satu varian Leopard 2 yang paling banyak diproduksi dan dipakai di banyak negara dalam jumlah besar.
MBT Leopard 2A4 Milik TNI AD Dalam Parade HUT TNI 5 Oktober 2013
Pada bulan Desember 2012 lalu, Departemen Pertahanan Republik Indonesia (Dephan RI) melalui Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) secara resmi telah memesan MBT Leopard jenis Leopard Revolution dan Leopard 2A4 sebanyak 103 unit (41 unit Leopard Revolution sisanya Leopard 2A4) dengan harga Rp 16,4 miliar untuk Leopard Revolution dan Rp 6 miliar untuk Leopard 2A4.

Leopard Revolution benar-benar berbeda dari pendahulunya, karena jika pendahulunya dirancang untuk menghadapi situasi perang medan terbuka karena dibuat pada masa Perang Dingin (Cold War) dimana sekutu Eropa sangat membutuhkan Tank yang mampu melawan Angkatan Darat Uni Soviet di medan terbuka. Sedangkan Leopard Revolution dibuat pada masa sekarang yaitu era perang kota (urban warfare) dan perang gerilya seperti perang yang terjadi di Irak, Kuwait, dan Afghanistan. Oleh karena itu tank ini lebih diperuntukkan untuk perang kota.
Leopard Revolution saat dipamerkan di Jakarta, Indonesia

Sebagai proteksi dari serangan, tubuh MBT Leopard Revolution dilapisi oleh lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP) yang tentunya tidak sama dengan jenis proteksi pada Leopard 2A4. Lapisan pelindung ini terdiri dari nano-cheramic, titanium, dan juga alloy stell, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik dari tank-tank sejenis. Kata "modular" disini berarti sifatnya modular alias bisa dibongkar pasang, sehingga prajurit bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED). Dan jika lapisan proteksi itu terkena serangan musuh, perangkat itu bisa dibongkar untuk diganti baru.

Untuk meriam utama, Leopard Revolution masih menggunakan meriam seperti pendahulunya, yaitu jenis L44 smoothbore kaliber 120 mm. Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tank ini mampu membawa amunisi sebanyak 42 butir. 15 peluru sudah dalam kondisi siap tembak tersimpan di kubah meriam (otomatis reload), sementara sisanya tersimpan di bagian dalam tank.

Dan sebagai pertahanan diri ringan, tank dilengkapi dengan heavy machine-gun kaliber 12,7 mm yang dioperasikan dengan remote control sehingga kru tank tak perlu keluar untuk mengoperasikannya. Sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 juga terpasang sejajar dengan meriam.


Senin, 01 Juli 2013

Pembangunan Daerah Perbatasan Untuk Memperkuat Pertahanan dan Keamanan Nasional

Republik Indonesia, Negara Kepulauan Terbesar di Dunia
Republik Indonesia, negara tempat kita bernaung ini adalah negara kepulauan terbesar dan terindah di dunia. Indonesia, sebagai daerah tropis yang selalu bermandikan cahaya matahari, memiliki sumberdaya alam yang sangat kaya, baik itu sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan. Dengan jumlah penduduk yang besar, diikuti dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang dari tahun ke tahun secara umum mengalami peningkatan, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar yang sangat potensial bagi perdagangan internasional. Tak hanya barang-barang kebutuhan pokok seperti bahan makanan ataupun bahan bangunan impor yang laku keras di negeri ini, namun dengan pertambahan jumlah kelas menengah di kota-kota besar yang selalu ingin mengikuti tren, barang-barang sekunder seperti mobil mewah, smartphone, tablet, dan lain sebagainya selalu menjadi incaran bagi para konsumen kelas menengah Indonesia yang konsumtif. Kini, selain ibukota DKI Jakarta, kota-kota besar lainnya di Indonesia telah tumbuh menjadi metropolitan baru, Surabaya (Jawa Timur), Denpasar (Bali), Makassar, Medan, dan kota-kota besar lainnya telah menjadi pusat gaya hidup baru, dengan pertumbuhan kelas menengahnya yang meningkat. Dengan melihat semua itu kita mungkin dapat mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang akan bersinar di kawasan Asia dalam beberapa tahun mendatang.
Kota Surabaya
Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidaklah merata dirasakan oleh segenap rakyat. Pertumbuhan ekonomi nasional masih berpusat di kota-kota besar atau pusat-pusat ekonomi. Wajar, karena wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang sangat banyak, menyebabkan kontrol pemerintah terhadap pembangunan di daerah-daerah menjadi belum maksimal. Padahal, dengan tercapainya pemerataan ekonomi, selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga dapat menjadi suatu unsur penting penunjang pertahanan nasional.
Kondisi Daerah Perbatasan Kalimantan Barat
Indonesia berbatasan darat dengan Kesultanan Malaysia di pulau Kalimantan, Papua Nugini di pulau Papua, dan Timor Leste di pulau Timor. Daerah perbatasan, atau dapat disebut juga pagar terdepan "rumah" kita, walaupun saya tidak pernah melihat secara langsung kondisinya, tapi berdasarkan apa yang disajikan oleh media, daerah-daerah perbatasan dapat dikatakan sebagai daerah yang tertinggal. Itu dikarenakan tidak adanya insfratruktur yang baik sebagai penunjang kegiatan perkonomian masyarakat. Jalanan yang rusak, sulitnya mencari air dan listrik, menjadi penyebab "terisolasinya" daerah perbatasan. Dengan keadaan seperti itu, otomatis pertumbuhan perkonomian di daerah-daerah perbatasan akan sulit terjadi, selain sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan hidup, lapangan pekerjaan pun menjadi sangat terbatas. Alhasil, daerah perbatasan menjadi daerah yang miskin.



Masyarakat Daerah Perbatasan
Pemerintah terkesan kurang memperhatikan daerah perbatasan, hal ini tentunya dapat mengancam kedaulatan NKRI. Masyarakat daerah perbatasan tentu melihat, bahkan dapat merasakan bahwa "tetangganya" jauh lebih maju dan beruntung dibandingkan mereka. Nasionalisme mereka mudah pudar, dikarenakan sang Merah Putih tempat mereka bernaung belum mampu sepenuhnya mengayomi dan mewujudkan "Kesejahteraan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Dengan kondisi yang memprihatinkan, masyarakat daerah perbatasan tentu memilih menyebrang ke "tetangganya" untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti membeli barang-barang, maupun bekerja. 

Briefing Pasukan Penjaga Perbatasan
Sebenarnya tidak sedikit Undang – Undang dan peraturan pemerintah tentang pembangunan daerah tertinggal, seperti, Undang – Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara. Melalui UU ini, pemerintah berupaya mengubah paradigma pembangunan perbatasan. Melalui Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014, ditetapkan arah kebijakan yaitu ”mempercepat pembangunan kawasan perbatasan di berbagai bidang sebagai beranda depan negara dan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjamin keamanan nasional”.
Peningkatan Taraf Hidup dapat Meningkatkan Nasionalisme
Pemerintah perlu bekerja lebih keras lagi, agar pembangunan daerah perbatasan dapat tercapai, sehingga masyarakat daerah perbatasan benar-benar merasakan kesejahteraan, walaupun sulit agar tercapai kesejahteraan seperti di kota-kota besar, namun minimal taraf hidup masyarakat daerah perbatasan tersebut meningkat. Dengan peningkatan taraf hidup, diharapkan nasionalisme masyarakat daerah perbatasan untuk menjaga sang Merah Putih tetap berkibar di daerah-daerah terdepan NKRI dan tentunya di hati segenap masyarakat. Dengan itu, persatuan dan kesatuan masyarakat daerah perbatasan semakin kuat sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia benar-benar dapat dipertahankan secara utuh, disamping perlunya peningkatan alutsista dan personel TNI dan Polri di daerah-daerah perbatasan untuk menjamin keamanan daerah perbatasan, termasuk juga menjaga patok perbatasan yang kerap digeser-geser oleh "tetangga".






Minggu, 16 Juni 2013

Apa Itu Aegis Combat System?

Kapal Perang Korea Selatan yang Menggunakan ACS
Aegis Combat System (ACS) atau Sistem Perang Aegis adalah suatu sistem persenjataan Angkatan Laut yang terintegrasi dengan radar dan berbagai persenjataan yang ada di sebuah kapal perang, yaitu misil, meriam, dan lain sebagainya. Dalam mengoperasikan Aegis Combat System (ACS), digunakan super komputer yang sangat canggih dan radar yang sensitif untuk mendeteksi (detection), mengikuti (tracking), dan menghancurkan (destroying) target/musuh dengan cara memandu (guide) misil ke target yang ditentukan sekaligus berfungsi sebagai sistem pertahanan kapal perang. Aegis Combat System saat ini diproduksi oleh perusahaan penyedia alat utama sistem senjata (alutsista) asal Amerika Serikat, Lockheed Martin.
Combat Information Center (CIC) USS Vincennes, 1988

Aegis digunakan oleh kapal perang-kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) seperti Ticonderoga-class dan lain sebagainya. Selain US Navy, Aegis juga digunakan pada 4 kapal perang berjenis destroyer Kongo-class dan 2 kapal perang Atago-class milik Pasukan Bela Diri Maritim Kekaisaran Jepang (Japan Maritime Self-Defense Force). Selain digunakan oleh AS dan Jepang, Aegis juga digunakan oleh angkatan laut Spanyol, Norwegia, Korea Selatan, dan Australia.
Misil SM-3 Block IA diluncurkan dari kapal perang Aegis US Navy, USS Decatur

Minggu, 10 Maret 2013

USS Iowa (BB-61), Mesin Tempur Sepanjang Jaman

Old but lethal

Era Perang Dunia ke-II (PD II) adalah era dimana kekuatan maritim negara-negara besar yang terlibat konflik mengandalkan kapal perang raksasa jenis battleship sebagai tulang punggung angkatan laut-nya. AL Jerman (Kriegsmarine) memiliki KMS Bismarck yang legendaris, begitu pula AL Inggris (Royal Navy), AL Italia, AL Jepang, dan juga AL Amerika Serikat (US Navy) masing-masing memiliki monster apung yang mampu menggetarkan lawan. Namun seiring dengan berakhirnya Perang Dunia II, kejayaan monster laut ini pun perlahan-lahan memudar. Tercatat, hanya ada satu buah battleship yang dapat bertahan dari perkembangan jaman dan tetap menjadi andalan negaranya dalam berbagai medan pertempuran, yaitu sebuah battleship milik US Navy bernama USS Iowa (BB- 61).
Aksi USS Iowa saat perang Korea
Difoto dari udara

Battleship yang diluncurkan pada 27 Agustus 1942 ini tercatat aktif berpartisipasi dalam Perang Dunia II (1943-1945) sampai Perang Korea (1951-1952). Namun tentu keadaan kapal ini tidak sama dari masa PDII sampai dengan Perang Korea, tercatat kapal ini telah mengalami berbagai modifikasi termasuk penambahan sistem persenjataan sesuai perkembangan jaman pada waktu itu. Pada tahun 1943 USS Iowa dilengkapi dengan 9 × 16 in (406 mm)/50 cal Mark 7 guns, 20 × 5 in (127.0 mm)/38 cal Mark 12 guns, 80 × 40 mm/56 cal anti-aircraft guns, dan 49 × 20 mm/70 cal anti-aircraft cannons. Lalu pada tahun 1984 USS Iowa ditambahkan persenjataan terkini pada masa itu yaitu 32 × BGM-109 Tomahawk cruise missiles, 16 × RGM-84 Harpoon Anti-Ship missiles, dan 4 × 20 mm/76 cal Phalanx CIWS.

Spesifikasi USS Iowa (BB-61)
Class & type: Iowa-class battleship
Displacement: 45,000 tons
Length: 887 ft 3 in (270.43 m)
Beam: 108 ft 2 in (32.97 m)
Draft: 37 ft 2 in (11.33 m)
Speed: 33 kn (38 mph; 61 km/h)
Complement: 151 officers, 2637 enlisted







Selamat Datang Kembali


Setelah "istirahat" selama berbulan-bulan, akhirnya mulai hari ini blog JURNAL PERTAHANAN telah diaktifkan kembali oleh admin. Admin memohon maaf karena blog ini sudah lumayan lama tidak update. Semoga dengan diaktifkannya kembali blog JURNAL PERTAHANAN ini, para pembaca dapat memperoleh informasi-informasi seputar dunia pertahanan dan keamanan nasional, regional, dan internasional sehingga menambah wawasan para pembaca sekalian.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada para pembaca dan semoga apa yang ada dalam blog JURNAL PERTAHANAN ini bermanfaat untuk kita semua.

Om Shanti Shanti Shanti Om,


Suryadinata Putra
admin JURNAL PERTAHANAN

Minggu, 16 September 2012

Sabtu, 01 September 2012

Selamat Datang Embraer EMB-134 Super Tucano


Alutsista Terbaru, 4 Super Tucano, Tiba di Halim
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer Brasil tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (1/9). Kehadiran empat pesawat itu akan memperkuat Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.

Empat pesawat yang memiliki kemampuan serang antigerilya itu diawaki oleh delapan orang pilot, yakni Capt Carlos Alberto (team leader)/Capt Almir Suman, Capt Carlos Moreira/Capt Marco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres, Capt Willian Souza/Capt Carlos Eduardo. Mereka disambut oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkat Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.

Keempat pesawat Super Tucano yang diberi Nomor Ekor TT-3101, 3102, 3103, 3104 dengan desain moncong berwarna merah yang diterbangkan dari Lanud Suwondo, Medan.

Sebelumnya keempatnya diberangkatkan dari pabrik Embraer Brasil dengan "Farry Flight" melalui rute Brasil, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India, Thailand baru menuju Medan. Kemudian dari Medan menuju Lanud Halim Perdanakusuma.

"Jam terbang dari Brasil hingga ke Medan sekitar 54 jam, 35 menit selama kurun 14 hari penerbangan. Sebelum diterbangkan ke Indonesia keempat pesawat telah mendapat pemeriksaan meliputi klarifikasi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat dan uji terbang pesawat yang melibatkan personel ahli dan penerbang uji TNI AU," kata Wakasau.

Kemudian, keempat pesawat buatan Brasil itu akan meninggalkan Halim pada Minggu (2/9) menuju home base-nya di Lanud Abdulrachman Saleh (Malang).

Keberadaan Super Tucano tersebut untuk menggantikan pesawat latih tempur sebelumnya yakni OV 10 Bronco yang kini dikandangkan (grounded) oleh Markas Besar (Mabes) TNI AU.
EMB-314 Super Tucano merupakan pesawat latih kemampuan Counter Insurgency (COIN) atau pesawat serang antigerilya, pendukung tugas udara jarak dekat, yang memiliki mesin tunggal Turboprop Pratt dan Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda.

Pesawat itu memiliki berat maksimum 5,4 ton dan mampu membawa senjata seberat 1.550 Kg dengan menggunakan bahan bakar avtur.
Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Antara
 http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/09/01/m9nu6g-alutsista-baru-4-super-tucano-tiba-di-halim
 

Selamat Bertugas KRI Klewang 625


Kapal Siluman KRI Klewang Akan Ditempatkan Di Armatim

TEMPO.CO, Banyuwangi - Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625 akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya.

Meskipun begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012.

Menurut Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120 kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak dapat dideteksi radar musuh.

Kapal supercanggih yang dimiliki TNI AL ini merupakan pertama di Indonesia yang dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Bahkan, PT Lundin menyatakan kapal ini merupakan yang pertama di kawasan Asia.

KRI Klewang memiliki panjang 63 meter, bobot 53,1 GT, dengan mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 35 knot. TNI AL memesan kapal tersebut seharga Rp 114 miliar yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.

Pemilik PT Lundin Industry Invest, John Ivar Alan Lundin, mengatakan perencanaan hingga realisasi kapal ini membutuhkan waktu lima tahun. PT Lundin membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk melakukan riset ke berbagai negara dan 2,5 tahun sisanya untuk pembuatan. "Saya sangat senang akhirnya selesai. Ini merupakan mimpi lama saya," kata dia.

Bahan utama kapal ini menggunakan serat karbon yang sebagian besar diimpor dari Cina. Teknologi kapal yang tidak terdeteksi tersebut sudah lebih dulu diaplikasikan di Selandia Baru dan Amerika.

PT Lundin didirikan di Banyuwangi tahun 2001 silam oleh Jhon Ivar. Pria berusia 43 tahun tersebut berasal dari Swedia dan merupakan keturunan keluarga pembuat kapal perang di Swedia bernama Sweed Sweap.

 Dia mendirikan galangan kapal di Banyuwangi setelah menikah dengan Lisa, perempuan asal Banyuwangi pada 1997 silam. Selain melayani kapal perang dalam negeri, PT Lundin juga banyak mengekspor kapal militer ke Malaysia .


IKA NINGTYAS

 http://www.tempo.co/read/news/2012/08/31/078426676/Kapal-Siluman-KRI-Klewang-Ditempatkan-di-Armatim