Senin, 23 November 2020
Minggu, 25 Oktober 2015
Kapal Induk Liaoning (Kuznetsov-class Aircraft Carrier), Ancaman Baru di Laut China Selatan
Misi Pertama: Liaoning dikawal 4 kapal perang berlayar menuju South China Sea |
Ilustrasi Pesawat Tempur Shenyang J-15 Take Off dari Liaoning |
Liaoning diproyeksikan mampu mengangkut berbagai alat utama sistem senjata udara seperti pesawat tempur dan helikopter. Beberapa jenis pesawat tempur yang diproyeksikan ditempatkan di Liaoning antara lain Shenyang J-15, Changhe Z-18, Ka-31, dan Harbin Z-9. Kemungkinan Liaoning juga diisi dengan pesawat-pesawat tempur buatan Rusia seperti Sukhoi Su-27 Flanker versi kapal induk.
Peralatan, Perlengkapan, dan Persenjataan Liaoning |
Sabtu, 11 Januari 2014
Kandidat Kapal Selam (KS) Tambahan Untuk TNI Angkatan Laut
KILO class (Federasi Rusia)
U-209 (Jerman)
CHANGBOGO class [chasis U-209] (Korea Selatan)
Info berdasarkan pernyataan Menteri Pertahanan Republik Indonesia pada 2013 lalu.
Senin, 28 Oktober 2013
Mengenal Main Battle Tank (MBT) Leopard Revolution
Ilustrasi Leopard Revolution |
MBT Leopard 2A4 Milik TNI AD Dalam Parade HUT TNI 5 Oktober 2013 |
Leopard Revolution benar-benar berbeda dari pendahulunya, karena jika pendahulunya dirancang untuk menghadapi situasi perang medan terbuka karena dibuat pada masa Perang Dingin (Cold War) dimana sekutu Eropa sangat membutuhkan Tank yang mampu melawan Angkatan Darat Uni Soviet di medan terbuka. Sedangkan Leopard Revolution dibuat pada masa sekarang yaitu era perang kota (urban warfare) dan perang gerilya seperti perang yang terjadi di Irak, Kuwait, dan Afghanistan. Oleh karena itu tank ini lebih diperuntukkan untuk perang kota.
Leopard Revolution saat dipamerkan di Jakarta, Indonesia |
Sebagai proteksi dari serangan, tubuh MBT Leopard Revolution dilapisi oleh lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP) yang tentunya tidak sama dengan jenis proteksi pada Leopard 2A4. Lapisan pelindung ini terdiri dari nano-cheramic, titanium, dan juga alloy stell, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik dari tank-tank sejenis. Kata "modular" disini berarti sifatnya modular alias bisa dibongkar pasang, sehingga prajurit bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED). Dan jika lapisan proteksi itu terkena serangan musuh, perangkat itu bisa dibongkar untuk diganti baru.
Untuk meriam utama, Leopard Revolution masih menggunakan meriam seperti pendahulunya, yaitu jenis L44 smoothbore kaliber 120 mm. Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tank ini mampu membawa amunisi sebanyak 42 butir. 15 peluru sudah dalam kondisi siap tembak tersimpan di kubah meriam (otomatis reload), sementara sisanya tersimpan di bagian dalam tank.
Dan sebagai pertahanan diri ringan, tank dilengkapi dengan heavy machine-gun kaliber 12,7 mm yang dioperasikan dengan remote control sehingga kru tank tak perlu keluar untuk mengoperasikannya. Sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 juga terpasang sejajar dengan meriam.
Senin, 01 Juli 2013
Pembangunan Daerah Perbatasan Untuk Memperkuat Pertahanan dan Keamanan Nasional
Republik Indonesia, Negara Kepulauan Terbesar di Dunia |
Kota Surabaya |
Kondisi Daerah Perbatasan Kalimantan Barat |
Masyarakat Daerah Perbatasan |
Pemerintah terkesan kurang memperhatikan daerah perbatasan, hal ini tentunya dapat mengancam kedaulatan NKRI. Masyarakat daerah perbatasan tentu melihat, bahkan dapat merasakan bahwa "tetangganya" jauh lebih maju dan beruntung dibandingkan mereka. Nasionalisme mereka mudah pudar, dikarenakan sang Merah Putih tempat mereka bernaung belum mampu sepenuhnya mengayomi dan mewujudkan "Kesejahteraan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Dengan kondisi yang memprihatinkan, masyarakat daerah perbatasan tentu memilih menyebrang ke "tetangganya" untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti membeli barang-barang, maupun bekerja.
Briefing Pasukan Penjaga Perbatasan |
Sebenarnya tidak sedikit Undang – Undang dan peraturan pemerintah tentang pembangunan daerah tertinggal, seperti, Undang – Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara. Melalui UU ini, pemerintah berupaya mengubah paradigma pembangunan perbatasan. Melalui Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014, ditetapkan arah kebijakan yaitu ”mempercepat pembangunan kawasan perbatasan di berbagai bidang sebagai beranda depan negara dan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjamin keamanan nasional”.
Peningkatan Taraf Hidup dapat Meningkatkan Nasionalisme |
Pemerintah perlu bekerja lebih keras lagi, agar pembangunan daerah perbatasan dapat tercapai, sehingga masyarakat daerah perbatasan benar-benar merasakan kesejahteraan, walaupun sulit agar tercapai kesejahteraan seperti di kota-kota besar, namun minimal taraf hidup masyarakat daerah perbatasan tersebut meningkat. Dengan peningkatan taraf hidup, diharapkan nasionalisme masyarakat daerah perbatasan untuk menjaga sang Merah Putih tetap berkibar di daerah-daerah terdepan NKRI dan tentunya di hati segenap masyarakat. Dengan itu, persatuan dan kesatuan masyarakat daerah perbatasan semakin kuat sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia benar-benar dapat dipertahankan secara utuh, disamping perlunya peningkatan alutsista dan personel TNI dan Polri di daerah-daerah perbatasan untuk menjamin keamanan daerah perbatasan, termasuk juga menjaga patok perbatasan yang kerap digeser-geser oleh "tetangga".
Minggu, 16 Juni 2013
Apa Itu Aegis Combat System?
Kapal Perang Korea Selatan yang Menggunakan ACS |
Combat Information Center (CIC) USS Vincennes, 1988 |
Aegis digunakan oleh kapal perang-kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) seperti Ticonderoga-class dan lain sebagainya. Selain US Navy, Aegis juga digunakan pada 4 kapal perang berjenis destroyer Kongo-class dan 2 kapal perang Atago-class milik Pasukan Bela Diri Maritim Kekaisaran Jepang (Japan Maritime Self-Defense Force). Selain digunakan oleh AS dan Jepang, Aegis juga digunakan oleh angkatan laut Spanyol, Norwegia, Korea Selatan, dan Australia.
Misil SM-3 Block IA diluncurkan dari kapal perang Aegis US Navy, USS Decatur |
Minggu, 10 Maret 2013
USS Iowa (BB-61), Mesin Tempur Sepanjang Jaman
Old but lethal |
Aksi USS Iowa saat perang Korea |
Difoto dari udara |
Battleship yang diluncurkan pada 27 Agustus 1942 ini tercatat aktif berpartisipasi dalam Perang Dunia II (1943-1945) sampai Perang Korea (1951-1952). Namun tentu keadaan kapal ini tidak sama dari masa PDII sampai dengan Perang Korea, tercatat kapal ini telah mengalami berbagai modifikasi termasuk penambahan sistem persenjataan sesuai perkembangan jaman pada waktu itu. Pada tahun 1943 USS Iowa dilengkapi dengan 9 × 16 in (406 mm)/50 cal Mark 7 guns, 20 × 5 in (127.0 mm)/38 cal Mark 12 guns, 80 × 40 mm/56 cal anti-aircraft guns, dan 49 × 20 mm/70 cal anti-aircraft cannons. Lalu pada tahun 1984 USS Iowa ditambahkan persenjataan terkini pada masa itu yaitu 32 × BGM-109 Tomahawk cruise missiles, 16 × RGM-84 Harpoon Anti-Ship missiles, dan 4 × 20 mm/76 cal Phalanx CIWS.
Spesifikasi USS Iowa (BB-61)
Class & type: | Iowa-class battleship | ||||||||
Displacement: | 45,000 tons | ||||||||
Length: | 887 ft 3 in (270.43 m) | ||||||||
Beam: | 108 ft 2 in (32.97 m) | ||||||||
Draft: | 37 ft 2 in (11.33 m) | ||||||||
Speed: | 33 kn (38 mph; 61 km/h) | ||||||||
Complement: | 151 officers, 2637 enlisted |
Selamat Datang Kembali
Setelah "istirahat" selama berbulan-bulan, akhirnya mulai hari ini blog JURNAL PERTAHANAN telah diaktifkan kembali oleh admin. Admin memohon maaf karena blog ini sudah lumayan lama tidak update. Semoga dengan diaktifkannya kembali blog JURNAL PERTAHANAN ini, para pembaca dapat memperoleh informasi-informasi seputar dunia pertahanan dan keamanan nasional, regional, dan internasional sehingga menambah wawasan para pembaca sekalian.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada para pembaca dan semoga apa yang ada dalam blog JURNAL PERTAHANAN ini bermanfaat untuk kita semua.
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Suryadinata Putra
admin JURNAL PERTAHANAN
Minggu, 16 September 2012
Sabtu, 01 September 2012
Selamat Datang Embraer EMB-134 Super Tucano
Alutsista Terbaru, 4 Super Tucano, Tiba di Halim
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Empat unit pesawat tempur taktis
Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer Brasil tiba di Pangkalan
Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (1/9). Kehadiran empat
pesawat itu akan memperkuat Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh,
Malang.
Empat pesawat yang memiliki kemampuan serang antigerilya itu diawaki oleh delapan orang pilot, yakni Capt Carlos Alberto (team leader)/Capt Almir Suman, Capt Carlos Moreira/Capt Marco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres, Capt Willian Souza/Capt Carlos Eduardo. Mereka disambut oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkat Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.
Keempat pesawat Super Tucano yang diberi Nomor Ekor TT-3101, 3102, 3103, 3104 dengan desain moncong berwarna merah yang diterbangkan dari Lanud Suwondo, Medan.
Sebelumnya keempatnya diberangkatkan dari pabrik Embraer Brasil dengan "Farry Flight" melalui rute Brasil, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India, Thailand baru menuju Medan. Kemudian dari Medan menuju Lanud Halim Perdanakusuma.
"Jam terbang dari Brasil hingga ke Medan sekitar 54 jam, 35 menit selama kurun 14 hari penerbangan. Sebelum diterbangkan ke Indonesia keempat pesawat telah mendapat pemeriksaan meliputi klarifikasi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat dan uji terbang pesawat yang melibatkan personel ahli dan penerbang uji TNI AU," kata Wakasau.
Kemudian, keempat pesawat buatan Brasil itu akan meninggalkan Halim pada Minggu (2/9) menuju home base-nya di Lanud Abdulrachman Saleh (Malang).
Keberadaan Super Tucano tersebut untuk menggantikan pesawat latih tempur sebelumnya yakni OV 10 Bronco yang kini dikandangkan (grounded) oleh Markas Besar (Mabes) TNI AU.
EMB-314 Super Tucano merupakan pesawat latih kemampuan Counter Insurgency (COIN) atau pesawat serang antigerilya, pendukung tugas udara jarak dekat, yang memiliki mesin tunggal Turboprop Pratt dan Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda.
Pesawat itu memiliki berat maksimum 5,4 ton dan mampu membawa senjata seberat 1.550 Kg dengan menggunakan bahan bakar avtur.
Empat pesawat yang memiliki kemampuan serang antigerilya itu diawaki oleh delapan orang pilot, yakni Capt Carlos Alberto (team leader)/Capt Almir Suman, Capt Carlos Moreira/Capt Marco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres, Capt Willian Souza/Capt Carlos Eduardo. Mereka disambut oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkat Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.
Keempat pesawat Super Tucano yang diberi Nomor Ekor TT-3101, 3102, 3103, 3104 dengan desain moncong berwarna merah yang diterbangkan dari Lanud Suwondo, Medan.
Sebelumnya keempatnya diberangkatkan dari pabrik Embraer Brasil dengan "Farry Flight" melalui rute Brasil, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India, Thailand baru menuju Medan. Kemudian dari Medan menuju Lanud Halim Perdanakusuma.
"Jam terbang dari Brasil hingga ke Medan sekitar 54 jam, 35 menit selama kurun 14 hari penerbangan. Sebelum diterbangkan ke Indonesia keempat pesawat telah mendapat pemeriksaan meliputi klarifikasi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat dan uji terbang pesawat yang melibatkan personel ahli dan penerbang uji TNI AU," kata Wakasau.
Kemudian, keempat pesawat buatan Brasil itu akan meninggalkan Halim pada Minggu (2/9) menuju home base-nya di Lanud Abdulrachman Saleh (Malang).
Keberadaan Super Tucano tersebut untuk menggantikan pesawat latih tempur sebelumnya yakni OV 10 Bronco yang kini dikandangkan (grounded) oleh Markas Besar (Mabes) TNI AU.
EMB-314 Super Tucano merupakan pesawat latih kemampuan Counter Insurgency (COIN) atau pesawat serang antigerilya, pendukung tugas udara jarak dekat, yang memiliki mesin tunggal Turboprop Pratt dan Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda.
Pesawat itu memiliki berat maksimum 5,4 ton dan mampu membawa senjata seberat 1.550 Kg dengan menggunakan bahan bakar avtur.
Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Antara
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/09/01/m9nu6g-alutsista-baru-4-super-tucano-tiba-di-halim
Selamat Bertugas KRI Klewang 625
Kapal Siluman KRI Klewang Akan Ditempatkan Di Armatim
TEMPO.CO, Banyuwangi - Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625 akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya.
Meskipun begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012.
Menurut Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120 kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak dapat dideteksi radar musuh.
Kapal supercanggih yang dimiliki TNI AL ini merupakan pertama di Indonesia yang dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Bahkan, PT Lundin menyatakan kapal ini merupakan yang pertama di kawasan Asia.
KRI Klewang memiliki panjang 63 meter, bobot 53,1 GT, dengan mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 35 knot. TNI AL memesan kapal tersebut seharga Rp 114 miliar yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.
Pemilik PT Lundin Industry Invest, John Ivar Alan Lundin, mengatakan perencanaan hingga realisasi kapal ini membutuhkan waktu lima tahun. PT Lundin membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk melakukan riset ke berbagai negara dan 2,5 tahun sisanya untuk pembuatan. "Saya sangat senang akhirnya selesai. Ini merupakan mimpi lama saya," kata dia.
Bahan utama kapal ini menggunakan serat karbon yang sebagian besar diimpor dari Cina. Teknologi kapal yang tidak terdeteksi tersebut sudah lebih dulu diaplikasikan di Selandia Baru dan Amerika.
PT Lundin didirikan di Banyuwangi tahun 2001 silam oleh Jhon Ivar. Pria berusia 43 tahun tersebut berasal dari Swedia dan merupakan keturunan keluarga pembuat kapal perang di Swedia bernama Sweed Sweap.
Dia mendirikan galangan kapal di Banyuwangi setelah menikah dengan Lisa, perempuan asal Banyuwangi pada 1997 silam. Selain melayani kapal perang dalam negeri, PT Lundin juga banyak mengekspor kapal militer ke Malaysia .
IKA NINGTYAS
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/31/078426676/Kapal-Siluman-KRI-Klewang-Ditempatkan-di-Armatim
Langganan:
Postingan (Atom)